Kurangnya Sosialisasi Sebabkan RPH Sepi Peminat
Komisi IV DPR RI dalam kunjungannya ke rumah pemotongan hewan (RPH) Banyumulek, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) menemukan adanya penggunaan atau utility yang kurang maksimal. Dari 60 kapasitas pemotongan per hari, RPH tersebut baru melayani pemotongan 3-5 ekor per hari.
Hal tersebut dikarenakan harga pemotongan hewan di RPH lebih mahal hingga tiga kali lipat di banding harga pemotongan di TPH (tempat pemotongan hewan) tradisional. Sementara ketersediaan hewan ternak di RPH tersebut masih sangat minim. Oleh karena itu, RPH tersebut menggandeng PT GNE sebagai mitra kerja yang menyediakan hewan potong.
Meski demikian menurut Anggota Komisi IV DPR, Zainut Tauhid, tetap harus ada sosialisasi atau rangsangan lain agar para pedagang atau peternak lebih memilih memotong hewannya di RPH.
"Kenapa orang lebih suka dengan pemotongan yang tradisional? Ya karena masih kurangnya sosialisasi tentang keunggulan memotong di RPH. Kurangnya sosialisasi tentang ke hygienisan memotong di RPH. Selain tentunya harga atau biaya potong yang seharusnya bisa diturunkan," papar Zainut. (Ayu)